Recent Posts

Minggu, 23 Agustus 2009

WARUNG TEGAL



Bismillahirrahmanirrahim

Tahun ini merupakan tahun kedua saya berpuasa tidak bersama dengan keluarga, tidak merasakan makan sahur dan buka puasa bersama keluarga tercinta di kampung nun jauh disana, sangat berbeda rasanya jika berada bersama keluarga di saat ramadhan tiba dibandingkan jika berada di perantauan, tapi apa mau dikata ini sudah merupakan konsekuensi yang harus diterima demi terwujudnya cita-cita di masa yang akan datang, Amin. Tapi berhubung ini sudah merupakan tahun kedua jadi rasanya sudah tidak sesedih saat baru pertama berpisah dengan keluarga di kala ramadhan tiba. Yang paling terasa perbedaannya adalah di saat sahur dan buka puasa itu tiba.

Saat sahur tiba, saya dan teman-teman akan bergerilya mencari makanan untuk digunakan mengganjal perut agar tetap bisa bertahan selama 1 hari menahan gempuran rasa lapar, kesulitan biasanya menimpa pada saat-saat ini, kesulitan untuk membiasakan lidah memakan makanan-makanan di daerah Bandung yang berorientasi pada rasa manis adalah hambatan YANG BERARTI dikala waktu makan tiba, sebab lidah saya yang memang asli Sulawesi yang telah terbiasa dengan makanan-makanan berorientasi pedas akan sangat sulit untuk menikmati makanan-makanan tersebut.

Tapi Alhamdulillah ada salah satu alternatif yang tersedia pada saat sahur, yang mana rasa masakannya masih bisa ditolerir oleh lidah saya, dan itu adalah Warung Tegal. Olehnya itu pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit mengenai warung tegal ini.


Warung Tegal (selanjutnya saya singkat Warteg) adalah salah satu tipe warung makan yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, terutama melekat di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah. Harga yang murah dan penyajian yang sederhana merupakan ciri khas yang menjadi faktor utama mengapa warteg lebih melekat di kalangan masyarakat tersebut. Sepiring nasi penuh, sepotong daging ayam, dan kuah sayur, misalnya, dapat kita bayar hanya dengan harga Rp4000,-. Harga murah dengan cita rasa istimewa inilah yang membawa saya untuk menghabiskan waktu sahur saya di warteg yang ada di daerah Dago Pojok, dekat dengan asrama tempat tinggal saya.

Mengenai makanan khas yang ada di warteg, kalau menurut saya, tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang istimewa ini maksudnya karena sudah begitu umum dikenal oleh khalayak masyarakat. Variasi menu hidangan yang tersedia di warteg, memang didominasi oleh cita rasa makanan Jawa Tengah-an yang mempunyai ciri khas santan di beberapa hidangan berkuahnya, hal inilah yang membuat saya sangat senang makan di warteg (karena makanan berkuah santannya) yang juga sudah sangat familiar di lidah saya, sebut saja sayur nangka, yang mungkin tersedia di setiap warteg dimanapun berada.

Selain sayur nangka kuah santannya, yang menjadi andalan saya setiap bersantap sahur di warteg adalah sambal goreng tempenya, yang rasanya hampir mirip dengan masakan ibu saya di kampung, keriuk-keriuk tempe ditambah dengan rasa pedas yang cukup pas dengan lidah sulawesi saya menambah kenikmatan saat saya menikmati santap sahur saya di warteg.

Selain karena cita rasa makanan dan harga yang terjangkau, ada satu alasan lagi kenapa saya senang bersantap sahur di warteg, yaitu nasinya bisa nambah..,he he..., ya keunggulan warteg yang biasa saya datangi itu karena nasinya bisa nambah (atau semua warteg gitu ya??) saya juga kurang tahu karena hanya warteg ini saja yang biasa saya datangi, terus lauknya terserah kita mau mengambil berapa, karena sistem penyajiannya yang prasmanan.

Sudahlah, itu tadi sedikit pengalaman saya dengan warteg, semoga bisa menjadi referensi makan anda di kala sahur ataupun saat berbuka puasa, Semoga Bermanfaat.

Salam Hangat Putra Sawerigading

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda jika berkenan, apapun komentar anda pahit, asam, asin, pedas apalagi kalau yang manis akan saya terima dengan lapang dada.

KALAU MENINGGALKAN KOMENTAR, HENDAKNYA MENINGGALKAN JEJAK ANDA

Jejaknya bisa URL web atau blog, ataukah alamat e-mailnya, sehingga jika ada pertanyaan bisa dibalas ke tempat yang jelas.