Recent Posts

Minggu, 29 November 2009

MAHFUD MD



Bismillahirrahmanirrahim

Tidak terasa kita sudah di penghujung bulan November, artinya kita akan masuk ke bulan Desember. Itu Artinya Argggrrhhh, saatnya bayar Laundry bulanan dan mengisi modem, perasaan baru kemarin saya keluarkan duit untuk yang ini. Sebulan itu memang tidak terasa kalau di kampung orang.

Baiklah kita akan masuk ke makanan inti kali ini, pada postingan kali ini saya akan membahas salah seorang tokoh Indonesia, yang akhir-akhir ini namanya lagi booming di media, ada yang tahu ? Anggodo, eh salah maksudnya yang lagi booming dengan adanya kasus Anggodo ini, yaitu Bapak Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D., S.H., S.U. atau yang lebih sering disapa Mahfud MD.

Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini nama bapak kita yang satu ini sering muncul di berbagai media baik itu cetak maupun elektronik, penyebabnya tentu karena pemutaran rekaman sadapan KPK pada sidang uji materi di MK dan disiarkan terbuka oleh media massa. Banyak pihak menilai langkah yang ditempuh MK itu adalah suatu terobosan yang bisa menjadi solusi mendobrak kebuntuan hukum, namun di pihak lain mempertanyakan langkah MK itu, karena dianggap sudah melampaui kewenangannya.

Okelah, terlepas dari itu semua postingan kali ini saya hanya akan merangkum tulisan mengenai biografi dari bapak Mahfud MD. 


Mahfud MD yang nama lengkapnya Mohammad Mahfud dilahirkan pada 13 Mei 1957 di Omben, Sampang Madura, dari pasangan Mahmodin dan Suti Khadidjah. Mahmodin, pria asal Desa Plakpak, Kecamatan Pangantenan ini adalah pegawai rendahan di kantor Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Mahmodin lebih dikenal dengan panggilan Pak Emmo (suku kata kedua dari Mah-mo-din, yang ditambahi awalan em). 

Dalam bislit pengangkatannya sebagai pegawai negeri, Emmo diberi nama lengkap oleh pemerintah menjadi Emmo Prawiro Truno. Sebagai pegawai rendahan, Mahmodin kerap berpindah-pindah tugas, setelah dari Omben, ketika Mahfud berusia dua bulan, keluarga Mahmodin berpindah lagi ke daerah asalnya yaitu Pamekasan dan ditempatkan di Kecamatan Waru, di sanalah Mahfud menghabiskan masa kecilnya dan memulai pendidikan sampai usia 12 tahun, dimulai belajar dari surau sampai lulus SD.

Mahfud adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, tiga kakaknya antara lain Dhaifah, Maihasanah dan Zahratun. Sementara ketiga adiknya bernama Siti Hunainah, Achmad Subkhi dan Siti Marwiyah. Latar kehidupan keluarganya yang berada di lingkungan taat beragama membuat pemberian nama arab tersebut penting. Khusus bagi Mahfud, arti dari nama “Mahfud” sendiri adalah “orang yang terjaga” dengan nama itu diharapkan Mahfud senantiasa terjaga dari hal-hal yang buruk.

Berikut adalah riwayat pendidikan Bapak Mahfud MD :

1. Madrasah Ibtida'iyah di Pondok Pesantren al Mardhiyyah, Waru, Pamekasan, Madura.
2. SD Negeri Waru Pamekasan, Madura.
3. SLTP Pamekasan Madura
4. SLTA Pamekasan Madura
5. Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN)
6. Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), Yogyakarta.
7. S1 Fakultas Hukum, Jurusan Hukum Tata Negara, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
8. S1 Fakultas Sastra dan Kebudayaan (Sasdaya) Jurusan Sastra Arab, Universitas Gajah Mada,   

    Yogyakarta.
9. Program Pasca Sarjana S2, Ilmu Politik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
10. Program Doktoral S3, Ilmu Hukum Tata Negara, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Ada yang unik dari nama bapak kita yang satu ini, yaitu ada embel-embel "MD" yang mengikut di belakang namanya, hal ini sempat juga menjadi pertanyaan oleh Andy F. Noya ketika beliau diundang menjadi bintang tamu di acara kick Andy, inisial MD di belakang nama Mahfud adalah singkatan dari nama ayahnya, Mahmodin, dan bukan merupakan gelar akademik seperti sebagian orang menganggapnya. 


Sebenarnya sampai lulus SD tidak ada inisial MD di belakang nama Mahfud. Baru ketika ia memasuki Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, tepatnya masuk ke Pendidikan Guru Agama (PGA), tambahan nama itu bermula. Saat di kelas I sekolah tersebut ada tiga murid yang bernama Mohammad Mahfud. Hal itu membuat wali kelasnya meminta agar di belakang setiap nama Mahfud diberi tanda A, B, dan C. 

Namun karena kode tersebut dirasa seperti nomer becak, wali kelas lalu memutuskan untuk memasang nama ayahnya masing-masing dibelakang nama mahfud. Jadilah Mahfud memakai nama Mahfud Mahmodin sedangkan teman sekelasnya yang lain bernama Mahfud Musyaffa’ dan Mahfud Madani. Dalam perjalanannya, Mahfud merasa bahwa rangkaian nama Mahfud Mahmodin terdengar kurang keren sehingga Mahmodin disingkatnya menjadi MD. 


Tambahan nama inisial itu semula hanya dipakai di kelas, tetapi pada waktu penulisan ijazah kelulusan SMP (PGA), inisial itu lupa dicoret sehingga terbawa terus sampai ijazah SMA, Perguruan Tinggi, dan Guru Besar. Hal itu disebabkan karena nama pada ijazah di setiap tingkat dibuat berdasarkan nama pada ijazah sebelumnya, berangkat dari situlah nama resmi Mahfud menjadi Moh. Mahfud MD.

Karir beliau dimulai ketika beliau menjadi staf pengajar dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sejak tahun 1984. Sebelum menjabat sebagai Hakim Konstitusi Prof Mahfud MD pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI (2000-2001), Menteri Kehakiman dan HAM (2001), Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (2002-2005), Rektor Universitas Islam Kadiri (2003-2006), Anggota DPR-RI, duduk Komisi III (2004-2006), Anggota DPR-RI, duduk Komisi I (2006-2007), Anggota DPR-RI, duduk di Komisi III (2007-2008), Wakil Ketua Badan Legislatif DPR-RI (2007-2008), Anggota Tim Konsultan Ahli Pada Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Depkum-HAM Republik Indonesia. 

Selain itu, beliau juga masih aktif mengajar di Universitas Islam Indonesia (UII), UGM, UNS, UI, Unsoed, dan lebih dari 10 Universitas lainnya pada program Pasca Sarjana S2 dan S3. Mata kuliah yang diajarkan adalah Politik Hukum, Hukum Tata Negara, Negara Hukum dan Demokrasi serta pembimbing penulisan tesis dan desertasi.

Mengenai keluarga beliau, Mahfud MD menikah dengan Zaizatun Nihayati (Yatie), gadis teman kuliahnya di Fakultas Hukum UII Yogyakarta, pada tahun 1982. Yatie adalah perempuan kelahiran Jember, 18 November 1959 anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Sya’roni dan Shofiyah. Zaizatun Nihayati berijazah Sarjana Hukum dan pernah bekerja sebagai guru SMU tetapi ketika Mahfud diangkat menjadi menteri dan harus berpindah ke Jakarta maka pekerjaannya sebagai guru ditinggalkan, sampai sekarang.

Mahfud dan Yatie bertemu pertama kali di kampus Fakultas Hukum UII pada 1978 saat keduanya sama-sama aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sejak 1979, keduanya mulai dekat dan akhirnya berpacaran. Hubungan keduanya bertahan lama, sehingga pada 2 Oktober 1982, Mahfud dan Yatie resmi menikah di Semboro, Tanggul, Jember. Dari pernikahan itu, Mahfud dan Yatie dikaruniai tiga orang anak. Pertama adalah Mohammad Ikhwan Zein, laki-laki kelahiran 15 Maret 1984, saat ini sudah lulus dari S1 dari Fakultas Kedokteran UGM. Anak kedua adalah Vina Amalia, gadis yang lahir 15 juli 1989, alumni SMA Negeri 8 Yogyakarta. Dan yang ketiga, adalah Royhan Akbar, lahir 7 Februari 1991, kini sedang menuntut ilmu di SMA Negeri 2 Yogyakarta.

Soal pendidikan, Mahfud mempercayakan ketiga anak-anaknya untuk menempuh sekolah di sekolah-sekolah formal dan tidak ada satupun yang dimasukkan ke pesantren. Mahfud menilai pesantren belum bisa memberi jawaban terhadap tantangan pendidikan sekarang. Barangkali pesantren bisa membekali untuk tahapan basic (dasar) hingga SLTP. Tapi untuk tahap sesudah itu, pesantren kalau kondisinya seperti sekarang, belum bisa diandalkan untuk mengantarkan anak menyongsong masa depan yang semakin berat.

Itu tadi sedikit "Perkenalan" kita kepada Bapak Mahfud MD, yang sekarang sedang menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi RI, semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman semua..,
Sumber : www.mohmahfudmd.com, wikipedia.org, kickandy.com

Oh iya saya baru saja menyelesaikan membaca buku "The Kite Runner", Tahu kan ? yang buku best seller itu loh, buku lama sih (kalau gak salah tahun 2003) buku ini sudah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa dan penulisnya masuk ke dalam 100 tokoh paling berpengaruh 2008 versi majalah Time. 

Ada kata-kata dalam buku ini yang sangat berkesan dalam ingatan saya, yaitu ketika "Baba" berucap kepada "Amir" bahwa "hanya ada 1 macam dosa yaitu mencuri, dosa-dosa yang lain adalah variasi dari dosa itu, kalau kau membunuh berarti kau mencuri seorang suami dari istrinya dan merampok seorang ayah dari anak-anaknya. Kalau kau menipu berarti kau mencuri hak seseorang untuk mendapatkan kebenaran. Kalau kau berbuat curang berarti kau mencuri hak seseorang untuk mendapatkan keadilan". 

Menurut teman-teman bagaimana ?

Kalau Anda Korupsi Berarti Anda Mencuri Uang Rakyat, STOP Korupsi !!!

Salam Hangat Putra Sawerigading

13 Komentar:

blog buat bloggers mengatakan...

Nice posting sob, makasih bayak pengetahuannya sobat!!!

becce_lawo mengatakan...

hi,hi,hi

wah mantap postingannya deng...saya juga nonton kick andy waktu pak mahfud MD...

kita doakan semoga pak mahfud MD tetap komitmen mengemban amanah rakyat karena ketika dia berbohong berarti telah mencuri kebenaran dari rakyat...!!!

Teguh Aditya mengatakan...

wah.. aktif terus nih..

Unknown mengatakan...

Seorang tokoh yang saya kagumi....

rumah blogger mengatakan...

inilah pejajat negara idola saya, saya bersyukur masih ada pejabat negara yang keras dan mempunyai komitmen untuk menelanjangi para mekelar hukum dinegeri ini.

Sabirinnet mengatakan...

seorang tokoh reformasi hukum yang pertama membuat sebuah istilah "Jangan coba2 melawan arus kekuatan rakyat".

Untuk pak Mahfud, teruskan perjuangan sampian untuk mereformasi hukum di negeri ini.

Unknown mengatakan...

setuju .. pak mahfud memang "beda"

Ninda Rahadi mengatakan...

kunjungan perdanaaaaaaa...... qiqiqiqi salam kenal teman... aku follow yaaaaaaa...betewe aku tau buku the kite runner cuma ngga baca sih, aku nonton filmnya... aku cuma bisa ngelus data. filmnya bikin nangis.. kok bisa orang sejahat itu ya :((

noertony mengatakan...

tokoh yang cukup bisa di percaya, smoga pak mahfud tidak menyalah gunakan wewenang di masa yang akan datang.. maju terus untuk menampung aspirasi rakya INDONESIA

INYOMAN INDRA S ( UNJ ) mengatakan...

kunjungan perdana dan langsung jatuh hati :)
keep semangat sobat :) nice info
lets make a friendship
from :putra site

Anonim mengatakan...

wew..!!
ternyata selera lagu kita sama!!!
hehe

Buddy mengatakan...

Sekarang kan lagi santer masalah calon presiden, kalo saya lebih setuju Bapak mahfud jadi presiden dah biar koruptor pada dipitess kayak semut.

Back To Square One mengatakan...

boleh tau alamat e-mailnya pak mahfud nggak? kalau ada tolong bales ini yah, makasih banyak.

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda jika berkenan, apapun komentar anda pahit, asam, asin, pedas apalagi kalau yang manis akan saya terima dengan lapang dada.

KALAU MENINGGALKAN KOMENTAR, HENDAKNYA MENINGGALKAN JEJAK ANDA

Jejaknya bisa URL web atau blog, ataukah alamat e-mailnya, sehingga jika ada pertanyaan bisa dibalas ke tempat yang jelas.